Perlu diperhatikan; walaupun anda mengkaji Al
Quran dan membaca Injil Kristus
tetapi hanya untuk mencari perbedaan
maka jelas hasil kesimpulannya akan bertentangan, jadi kajilah Al Quran
dengan mencari persamaan dalam hal yang mendasar yaitu makna “hubungan yang tersembunyi”
antara Al Quran dan Injil, yang tidak
lain tentang satu tokoh yang menyinggung soal Injil tetapi dengan dua nama yang
berbeda ( yaitu nama Isa
dan Yesus).
Sebab kalau kita
meyakini bahwa Allah itu Esa maka pada hakekatnya tidaklah mungkin
Al Quran diturunkan mempunyai tujuan yang berbeda terhadap
keselamatan manusia di akhirat.
Contoh ayat yang
sangat popular dikalangan umat Mu’min/ Islam yaitu Q.2:120 sehingga umat Mu,min/Islam beranggapan
sejak dahulu kaum Yahudi dan Nasrani mereka berhati dengki.
Q.2:120 ; Orang-orang Yahudi
dan Nasrani tidak
akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah
itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan
sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, maka
Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.
Ayat tersebut di Al Quran jika dikaji seadanya tanpa mendalami kitab sebelumnya maka para pembaca akan menelan
mentah-mentah arti yang nyata dalam ayat tersebut, oleh karena para pembaca terpengaruh isi
dari ayat tersebut maka yang bersangkutan bisa
berpendapat orang-orang Yahudi
dan Nasrani/Kristen berhati dengki !
Pendapat tersebut bagi setiap orang Mu’min / Islam tidak dapat
dipersalahkan karena apapun kesimpulan / keputusannya selagi masih
hidup di dunia “berpedoman tanpa paksaan”.
Oleh karena itu ayat diatas
kalau ditelan mentah-mentah oleh umat yang membacanya maka dapat
membuahkan anti pati terhadap gambaran akan
kaum Yahudi dan Nasrani / Kristen
sampai sekarang.
Dengan demikian
sampai kiamat-pun kalau ayat tersebut tidak dipahami dengan bijak maka menjadi
sangat sulit bagi umat Mu’min / Islam dari generasi ke-generasi (turun
temurun) untuk lebih dekat / percaya
terhadap kaum Yahudi dan Nasrani/Kristen.
Coba kita selidiki ayat di Q.2:120
makna dari setiap kalimatnya:
1-
“Orang Yahudi dan Nasrani mereka tidak akan senang
kepada kamu jika kamu tidak mengikuti agama mereka”
Kalimat tersebut bisa menimbulkan kesimpulan bahwa mereka
Yahudi dan nasrani berhati dengki, tetapi perlu diingat dizaman itu di jazirah
arab memang hanya ada mayoritas keturunan kaum Yahudi yang kafir terhadap Isa
(figure Yesus) dan yang percaya / Nasrani, disaat itu mereka saling memberitakan Iman
kepercayaannya masing-masing, dimana hampir semua sifat
manusia kalau kemauannya tidak
diikuti maka hati yang bersangkutan pada umumnya tidak akan senang !
2-
Katakanlah:”Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk (yang sebenarnya)”.
Kalimat diatas adalah menegaskan bahwa Al Quran’lah
sebagai petunjuk. Dimana arti dari petunjuk,
yaitu harus dibaca / dipelajari supaya tahu yang
sebenarnya “arah yang dituju”.
3-
Dan sesungguhnya
jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.
Kalimat
diatas kita harus teliti bahwa suku kata
“mereka” tersebut pasti salah satu diantara Yahudi dan Nasrani jadi tidak akan
mungkin kedua-duanya diikuti, oleh karana itu dapat dipastikan mereka (yang
diikuti) dalam ayat tersebut mengacu pada kaum Nasrani sebab tertulis “setelah
pengetahuan datang kepadamu” yaitu membaca Injil maka pembaca Al Quran yang juga membaca Injil
akan mendapatkan kesamaan di dalam kedua kitab tersebut, yaitu mengenai satu
tokoh yang telah diberi kuasa terhadap Sorga dan Bumi, sehingga segala
keselamatan terhadap manusia di akhirat sudah diserahkan kepada seorang sosok
nabi pembawa Injil yaitu Isa (gambaran dari Yesus Kristus) dengan demikian jelas bahwa Allah
dalam ayat tersebut tidak lagi
menjadi pelindung dan
penolong bagimu!
Oleh
karena itu kalau kita tidak mau membaca Injil dengan benar maka kita tidak
akan tahu mengapa dalam kalimat di ayat tersebut menekankan dengan kata “tidak lagi
menjadi …..?”
Jadi jika kita setelah membaca ayat tersebut
kemudian menduga kalau orang mengikuti kaum nasrani maka Allah akan marah tidak
lagi menolongmu, berarti pemahaman kita sangat keliru.
Sebab
berulang-ulang dikatakan dalam Al Quran bahwa Allah Maha Bijaksana dan kitapun
mengakui bahwa “Allah Maha Bijaksana” dengan demikian tidak akan mungkin Allah Yang Maha Bijaksana serta
Maha Pengasih dan Pemurah akan kejam tidak mau
menolong umatNya.
Karena
makna dalam ayat Q.2:120 hanya ringkas adanya, sehingga bagi yang tidak
membaca Injil dengan benar akan keliru karena makna yang sesungguhnya akan
sulit dipahami.
Oleh karena itu pemahaman dalam
ayat Q.2:120
jika ditinjau dengan bijak tentang
hubungan Al Quran
dengan Injil maka maknanya akan
jelas dengan kesimpulan yaitu; Jika kamu
sudah mendapat petunjuk melalui Al Quran
di Q.5:68 supaya membaca Injil, maka kamu akan mengikuti mereka yaitu kaum Nasrani, berarti mengikuti mereka atas
kemauan sendiri karena melalui pengetahuan yang
kamu dapatkan dari kitab Injil
bahwa Yesus Kristus telah diberikan oleh
Allah “segala kuasa Sorga dan Bumi” dan
kamu akan lebih yakin bahwa Al Quran surat 3:45
menegaskan kembali hal tersebut, dimana
sosok nabi pembawa Injil yaitu Isa Putera Maryam hanya seorang saja yang terkemuka
dunia dan akhirat, dengan demikian kamu akan sadar bahwa
sejak itulah (600 tahun sebelum Al Quran diturunkan) Yesus Kristus mulai
menjadi penolongmu. Jadi Al Quran mengingatkan
kembali bahwa “Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” karena segala kuasa termasuk keselamatan
jiwa manusia di akhirat sudah “di tangan Yesus Kristus”, oleh
karena itu Dia
disebut Juru
Selamat manusia.
Jadi kesimpulan dari Q.2:120 jika ditinjau dari hubungan antara Al Quran dan Injil:
Kalimat 1: Sifat
manusia kalau tidak tercapai akan kecewa / “tidak akan senang”.
Kalimat 2: “Petunjuk” dari Allah adalah Al
Quran, dimana salah satu ayatnya (Q.5:68)
himbauan untuk membaca Injil.
Kalimat 3: Kalau “mengikuti” salah satu dari mereka
yaitu kaum nasrani atas kesadaran pribadinya dikarenakan sudah mendapatkan “pengetahuan” dari kitab Injil bahwa
Allah
tidak lagi menjadi penolong karena segala kuasa atas keselamatan
semua manusia yang ada di bumi menuju ke akhirat sudah diberikan kepada Yesus Kristus (Isa
di Al Quran).
Itulah
salah satu ayat Mutasyabihaat (Q.2:120), dimana golongan ayat Mutasyabihaat
jika diyakini tanpa dipelajari terlebih
dahulu secara mendalam maka yang bersangkutan akan menggunakan ayat tersebut untuk menimbulkan fitnah, ironisnya
hal itu sudah ditegaskan di Q.3:7.
Penjabaran diatas
berdasarkan pemahaman bahwa “Al Quran menegakkan kebenaran” yang berarti: kebenaran terdahulu (yang sudah
ada) ditegakkan kembali, jadi harus diingat
Al Quran bukan menegakkan kesalahan !!!