Jumat, 22 November 2013

PERHATIAN !

Perlu diperhatikan; walaupun anda mengkaji Al Quran dan membaca Injil Kristus tetapi hanya untuk  mencari perbedaan maka jelas hasil kesimpulannya akan bertentangan, jadi kajilah Al Quran dengan mencari persamaan dalam hal yang mendasar yaitu makna hubungan yang tersembunyi antara Al Quran dan  Injil, yang tidak lain tentang satu tokoh yang menyinggung soal Injil tetapi dengan dua nama yang berbeda  ( yaitu nama Isa dan Yesus).

Sebab kalau kita meyakini bahwa Allah itu Esa maka pada hakekatnya  tidaklah mungkin Al Quran diturunkan  mempunyai tujuan yang berbeda terhadap keselamatan manusia di akhirat.

Contoh ayat yang  sangat popular dikalangan umat Mu’min/ Islam yaitu  Q.2:120 sehingga umat Mu,min/Islam beranggapan sejak dahulu kaum Yahudi dan Nasrani mereka berhati dengki.


Q.2:120 ; Orang-orang  Yahudi  dan  Nasrani  tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama merekaKatakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk  (yang sebenarnya)”Dan  sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamumaka  Allah  tidak  lagi  menjadi  pelindung  dan  penolong  bagimu.


Ayat tersebut di Al Quran jika dikaji seadanya tanpa  mendalami kitab  sebelumnya maka para pembaca akan menelan mentah-mentah arti yang nyata dalam ayat tersebut,   oleh karena para pembaca terpengaruh isi dari ayat tersebut maka yang bersangkutan bisa  berpendapat  orang-orang Yahudi dan Nasrani/Kristen berhati dengki !

Pendapat tersebut bagi setiap orang Mu’min / Islam tidak dapat dipersalahkan karena apapun kesimpulan / keputusannya selagi masih hidup di dunia   “berpedoman tanpa paksaan”.

Oleh karena itu ayat diatas  kalau ditelan mentah-mentah oleh umat yang membacanya maka dapat membuahkan anti pati terhadap gambaran akan  kaum Yahudi dan Nasrani / Kristen  sampai sekarang.                     

Dengan demikian sampai kiamat-pun kalau ayat tersebut tidak dipahami dengan bijak maka menjadi sangat sulit bagi umat Mu’min / Islam dari generasi ke-generasi (turun temurun)  untuk lebih dekat / percaya terhadap kaum Yahudi dan Nasrani/Kristen.


Coba kita selidiki ayat di Q.2:120 makna dari setiap kalimatnya:


1-      Orang Yahudi dan Nasrani mereka tidak akan senang kepada kamu jika kamu tidak mengikuti agama mereka

Kalimat tersebut bisa menimbulkan kesimpulan bahwa mereka Yahudi dan nasrani berhati dengki, tetapi perlu diingat dizaman itu di jazirah arab memang hanya ada mayoritas keturunan kaum Yahudi yang kafir terhadap Isa (figure Yesus) dan yang percaya / Nasrani, disaat itu  mereka saling memberitakan Iman kepercayaannya masing-masing, dimana hampir semua  sifat manusia  kalau kemauannya tidak diikuti maka hati yang bersangkutan pada umumnya tidak akan senang !


2-      Katakanlah:”Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk  (yang sebenarnya)”.

Kalimat diatas adalah menegaskan bahwa Al Quran’lah  sebagai petunjuk. Dimana arti dari petunjuk,  yaitu harus dibaca / dipelajari supaya tahu yang sebenarnya “arah yang dituju”.


3-      Dan  sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamumaka  Allah  tidak  lagi  menjadi  pelindung  dan  penolong  bagimu.

Kalimat diatas kita harus teliti  bahwa suku kata “mereka” tersebut pasti salah satu diantara Yahudi dan Nasrani jadi tidak akan mungkin kedua-duanya diikuti, oleh karana itu dapat dipastikan mereka (yang diikuti) dalam ayat tersebut mengacu pada kaum Nasrani sebab tertulis “setelah pengetahuan datang kepadamu”  yaitu membaca Injil  maka pembaca Al Quran yang juga membaca Injil akan mendapatkan kesamaan di dalam kedua kitab tersebut, yaitu mengenai satu tokoh yang telah diberi kuasa terhadap Sorga dan Bumi, sehingga segala keselamatan terhadap manusia di akhirat sudah diserahkan kepada seorang sosok nabi pembawa Injil yaitu Isa (gambaran dari Yesus Kristus) dengan demikian jelas bahwa Allah dalam ayat tersebut  tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu!

Oleh karena itu kalau kita tidak mau membaca Injil dengan benar maka kita tidak akan tahu mengapa dalam kalimat di ayat tersebut menekankan dengan kata “tidak lagi menjadi …..?”

Jadi  jika kita setelah membaca ayat tersebut kemudian menduga kalau orang mengikuti kaum nasrani maka Allah akan marah tidak lagi menolongmu, berarti pemahaman kita sangat keliru.

Sebab berulang-ulang dikatakan dalam Al Quran bahwa Allah Maha Bijaksana dan kitapun mengakui bahwa “Allah Maha Bijaksana” dengan demikian tidak akan mungkin Allah Yang Maha Bijaksana serta Maha Pengasih dan Pemurah akan kejam tidak mau menolong umatNya.

Karena makna dalam ayat Q.2:120  hanya ringkas adanya, sehingga bagi yang tidak membaca Injil dengan benar akan keliru karena makna yang sesungguhnya akan sulit dipahami.


Oleh karena itu pemahaman dalam ayat Q.2:120  jika ditinjau dengan bijak tentang   hubungan Al Quran dengan Injil maka maknanya akan jelas dengan kesimpulan yaitu;  Jika kamu sudah mendapat petunjuk melalui Al Quran  di Q.5:68 supaya membaca Injil, maka kamu akan mengikuti mereka yaitu  kaum Nasrani, berarti mengikuti mereka atas kemauan sendiri karena melalui  pengetahuan yang kamu dapatkan dari kitab Injil bahwa Yesus Kristus telah diberikan oleh Allah “segala kuasa Sorga dan Bumi” dan kamu akan lebih yakin bahwa Al Quran surat 3:45 menegaskan kembali hal tersebut,  dimana sosok nabi pembawa Injil yaitu Isa Putera Maryam hanya seorang saja yang terkemuka dunia dan akhirat, dengan demikian kamu akan sadar  bahwa sejak itulah (600 tahun sebelum Al Quran diturunkan)  Yesus Kristus mulai  menjadi penolongmu. Jadi Al Quran mengingatkan kembali bahwa Allah tidak lagi menjadi  pelindung dan penolong bagimu karena segala kuasa termasuk keselamatan jiwa manusia di akhirat sudah “di tangan Yesus Kristus”, oleh karena itu Dia disebut Juru Selamat manusia.




Jadi kesimpulan dari Q.2:120 jika ditinjau dari hubungan antara Al Quran dan Injil:

Kalimat 1: Sifat manusia kalau tidak tercapai akan kecewa / “tidak akan senang”.

Kalimat 2: “Petunjuk” dari Allah adalah Al Quran, dimana salah satu ayatnya (Q.5:68) himbauan untuk membaca Injil.

Kalimat 3: Kalau  “mengikuti” salah satu dari mereka yaitu kaum nasrani atas kesadaran pribadinya dikarenakan sudah mendapatkan  “pengetahuan” dari kitab Injil bahwa  Allah tidak lagi menjadi penolong karena segala kuasa atas keselamatan semua manusia yang ada di bumi menuju ke akhirat sudah diberikan kepada Yesus Kristus (Isa di Al Quran).



Itulah salah satu ayat Mutasyabihaat (Q.2:120), dimana golongan ayat Mutasyabihaat jika diyakini  tanpa dipelajari terlebih dahulu secara mendalam maka yang bersangkutan akan menggunakan ayat tersebut untuk menimbulkan fitnah, ironisnya hal itu sudah ditegaskan di Q.3:7.

Penjabaran diatas berdasarkan pemahaman bahwa “Al Quran menegakkan kebenaran  yang berarti: kebenaran terdahulu (yang sudah ada) ditegakkan kembali, jadi harus diingat  Al Quran bukan menegakkan kesalahan !!!